Tips Cara Mempersiapkan Ketahanan Jiwa Anak dan Remaja
Anak merupakan fitrah yang diamanahkan kepada orangtua. Oleh karena itu, orangtua harus dapat mempersiapkan ketahanan anak supaya dapat beradaptasi di zamannya.
Apakah anak bunda dalam masalah? Seperti pemalu, pendiam, susah bergaul dengan teman, dan lain sebagainya.
Cepat atau lambat bunda harus mengetahuinya. Merupakan kabar gembira bahwa semuanya itu dapat dievaluasi oleh orangtua melalui kuisioner yang nanti saya berikan pada bunda sekalian.
Tapi sebelumnya saya ingin bertanya. Kenapa di Negara kita ada aturan undang-undang tentang bullying? Supaya anak yang berkebutuhan khusus tidak dibully orang lain. Sedang anak yang berkebutuhan khusus terutama di Negara kita ini pasti akan dibully baik oleh teman-temannya maupun oleh orang lain.
Misalkan ketika ada anak ABK sedang bermain di taman, ada saja orang yang memperhatikan terus, entah merasa kasihan atau lain sebagainya. Hal ini berbeda dengan kebiasaan orang di luar negeri, orang disana ketika menjumai anak atau orang ABK itu dianggap biasa saja bahkan mereka memperoleh perhatian yang lebih.
Pencegahan merupakan salah satu kunci terbaik bagi orangtua untuk membantu perkembangan anak.
Jangan sampai ketika kita memiliki anak ABK, kita selalu membanding-bandingkan dengan kemampuan anak lain. Kita harus tabah dan tetap semangat dalam menempuh kehidupan.
Kita harus banyak belajar untuk mendidik anak. Yang jelas kita tidak boleh melihat ke kanan dan kiri. Yang mesti dilihat oleh kita adalah melihat ke belakang dan ke depan.
Artinya apa, kita tidak boleh melihat ke kanan san ke kiri artinya tidak boleh membandingkan kemampuan anak kita dengan anak orang lain.
Kita hanya boleh melihat ke belakang dan ke depan artinya anak kita dulu tidak bisa sekarang sudah bisa. Itulah yang diharapkan pendidikan untuk seorang anak.
Dan seharusnya keluarga mampu membangun ketahanan sehingga terhindar dari ancaman stres yang berasal dari lingkungan atau masyarakat, tapi kenyataannya banyak keluarga yang tidak mampu menghadapinya.
Banyak kasus kenakalan anak dan remaja, seperti kekerasan seksual pada anak , tawuran, sex bebas, penyalahgunaan narkoba, pernikahan dini, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Itu semua berawal dari keluarga.
Oleh karena itu, kita harus berkomitmen untuk tidak menitipkan anak pada orang lain/ sewa pengasuh karena pola pendidikan yang diberikan oleh setiap orang itu berbeda-beda. Dan kita juga harus banyak belajar tentang ilmu parenting agar kehidupan kita menjadi langgeng.
TipsMempersiapkan Ketahanan Jiwa pada Anak
Erik Erikson membagi 5 tahap perkembangan psikososial terhadap anak usia 0 sampai 18 Tahun, yaitu sebagai berikut.
1. Anak usia 0 - 1 tahun
Pada usia ini disebut dengan tahap rasa aman. Artinya anak lebih didekatkan kepada orangtua selama satu tahun. Mulai dari melatih pancaindranya, melihat ibu, ayah, keluarga ibu dan ayah serta lingkungan dimana dalam pengawasan kita.
Di jepang, kariawan hang memiliki bayi usia di bawah 1 tahun itu dicutikan dulu. Karena pentingnya dalam mendidik anak. Kalau di kita, biasa sewa baby siter untuk mengurusi anak kita sedang kita sibuk mencari nafkah buat anak.
2. Anak usia 1 - 3 tahun
Disebut juga tahap mandiri. Ditandai dengan kemampuan anak berkembang, aktivitas lebih terarah, dan memiliki rasa keingintahuan yang tinggi.
Kadang anak bertanya, mah inj apa? Pah itu apa? . Siap-siap saja kepada orangtua untuk tidak bosan memberikan jawaban pada anak usia ini.
3. Anak usia 4 - 5 tahun
Tahap inisiatif, pada tahap ini kemampuan sensori motor anak sudah mulai berkembang. seperti halnya kemampuan berbahasa dan lain sebagainya.
Anak cenderung ingin meniru apa yang dilakukan oleh orangtuanya, maka dari itu kita sebagai orangtua harus mencontohkan hal-hal yang baik. Seperti tidak membuang sampah sembarangan dan lain sebagainya.
Pada tahap ini juga, seorang anak suka dalam berimajinasi bahkan mampu berperan sebagai profesi. Contohnya menjadi astronot, koki masak, ikut beribadah, dan lain-lain yang dilakukan oleh orang dewasa dalam beraktivitas harian.
4. Anak usia 6 - 12 tahun
Masa tahap berkarya. Pada tahap ini anak mulai terjun pada pendidikan formal. Anak juga terlihat lebih mandiri, seperti bangun tidur, mandi, belajar, menyiapkan pekerjaan sekolah dan lain-lain.
Anak pada usia ini, senang melakukan tugas-tugas atau tanggungjawab dan mendapatkan hasil pada akhir aktivitasnya. Seperti memperoleh nilai yang sempurna, mendapat pujian dari orang tua ataupun dari gurunya.
Oleh karena itu kita sebagai orangtua harus mendukungnya dengan selalu memberikan motivasi terutama dalam belajar dan menghadapi semua persoalannya. Apabila kita tidak melakukan hal tersebut, maka yang akan terjadi pada seorang anak kurang percaya diri.
5. Anak usia 12 - 18 tahun
Tahap identitas. Pada masa ini anak mengalami peralihan yang sangat sulit, yatu peralihan menuju ke tingkat dewasa. Keberhasilan dan kegagalan tahap-tahap perkembangan psikologi sebelum-sebelumnya akan terlihat dalam kepribadian seorang anak.
Pada masa ini, sangat sulit untuk diberikan pengarahan dari orangtua. Oleh karena itu orangtua harus dapat membimbing pada tahap-tahap sebelumnya dengan cara baik.
Ciri-ciri Anak Berkebutuhan Khusus
Salah satu ciri anak yang berkebutuhan khusus adalah sebagai berikut.
- Berbeda dengan anak normal
- Sikap dan tingkah laku anak dapat dibedakan dengan anak normal
- Tidak suka bersosialisasi dengan temannya
- Suka bermain sendiri, umumnya lebih menyukai menyendiri
Sebagai orangtua harus memahami tahap-tahap psikososial anak dan mengenali perubahan-perubahan pada anak usia dini
Posting Komentar