7 Cara yang Dapat Dilakukan Orangtua dalam Mengajarkan Sikap Kedisiplinan pada Anak

Daftar Isi

Untuk mendisiplinkan seorang anak memang harus membutuhkan kesabaran dari setiap orangtua dan setiap orangtua pasti mampu mendisiplikan anaknya. Sebagai contoh, mungkin kita tidak menginginkan anak kita membuang sampah sembarangan atau bahkan tidak pernah membereskan mainannya setelah digunakan.

Dan kebanyakan dari orangtua mendisiplinkan anaknya itu dengan cara memarahinya. Karena hal tersebut dilakukan beranggapan bahwa lebih mudah dalam mendidik anak agar menjadi disiplin. Padahal itu justru bagi anak tidak baik. Karena anak membuat anak tertekan. Takut terhadap orangtua, sehingga anak akan berpikir kalau tidak membereskan kamar tidurnya ia akan dimarahi oleh orangtua.

Mengajarkan sifat kedisiplinan kepada anak, sebaiknya orangtua tidak dengan cara memarahinya. Jika terjadi anak hanya menangkap pesan kemarahan orangtua dan rasa ketakutan yang selalu menghantui si anak. Bukan karena sadar diri melainkan takut jika perintah orangtua tidak terpenuhi oleh anak.

Kita tidak boleh sering memarahi anak apalagi sampai diberlakukan sebuah sanksi pada anak, bisa jadi yang ada anak akan menyimpan rasa kebencian terhadap orangtuanya dan anak tidak akan pernah menyimpan rasa sayang pada orangtua yang telah melahirkannya.

Cara Mendisiplinkan Sikap Anak

Berikut ini adalah tujuh cara yang dapat dilakukan orangtua untuk melatih dan mengajarkan kedisiplinan pada anak.

1. Orangtua harus memberi contoh

Orangtua harus mampu menjadi model dengan cara selalu mencontohkan hal-hal yang positif untuk diperlihatkan kepada seorang anak. Seperti cara membuang sampah pada tempatnya, membereskan kamar tidurnya, dan lain sebagainya.

Disisi lain orangtu juga harus memberikan penjelasan mengenai hal kedisiplinan. Hal tersebut bertujuan agar anak memahami dan mengetahui manfaat dari disiplin.

Nah, pada poin ini dapat kita ambil sebuah kesimpulan bahwa memberikan contoh disertai dengan penjelasan itu sangat diperlukan dalam mendidik anak agar menjadi disiplin. Jika kita hanya memberikan contoh tanpa menerangkan maksud dan tujuanya, maka anak tidak akan mengerti mengapa ia harus bertingkah laku baik yang diperintahkan oleh orangtuanya.

2. Orangtua harus memberikan penjelasan disertai tanya jawab

Orangtua harus dapat memberikan penjelasan kepada anak mengenai apa yang harus dilakukan dan jangan lupa untuk menyampaikan alasannya kenapa hal tersebut harus dilakukan.

Jelaskan juga mengenai manfaatnya sehingga anak tidak mudah salah paham dan salah pengertian. Contohnya ketika anak dibawa oleh ibunya untuk membuang sampah pada tempat sampah, ibunya mencontohkan dengan membuang kulit pisang. Kemudian berkata “buang kulit pisang ke tempat sampah ya”. Hal tersebut tujuannya agar anak membuang sampah pada tempatnya.

Akan tetapi anak tersebut malah membuang kulit kacang sembarangan tidak seperti pada kulit pisang. Nah, kenapa bisa terjadi? Karena orangtua tidak memberikan penjelasan secara umum sehingga anak hanya mengetahui pada kulit pisang saja yang harus dibuang ke tong sampah. Sudah jelas ini merupakan bentuk salah paham pada anak.

Jadi, kita sebagai orangtua ketika hendak memberikan contoh agar anak menjadi disiplin, maka harus disertai dengan penjelasan yang dapat dimengerti anak.

3. Orangtua harus ada rasa mampu dalam mendisiplinkan anaknya

Orangtua harus memiliki rasa percaya bahwa dirinya mampu dalam mendidik anak. Ingat yang paling utama adalah jangan sampai menyerah dan mudah terpacing sehingga menyebabkan kemarahan. Misalkan orangtua meyakini bahwa anaknya mampu mencuci piring sendiri tanpa ada rasa khawatir pada anak.

4. Orangtua harus percaya pada kemampuan anaknya

Jika satu kali atau dua kali gagal. Ketahuilah bahwa perubahan tingkah laku pada anak pasti akan terjadi, karena anak mampu untuk belajar disiplin. Maka dari itu, bunda atau ayah selain harus bersabar juga harus yakin bahwa anaknya pasti menjadi disiplin.

Intinya jangan sekali-kali menaruh rasa ragu pada perkembangan sikap anak. Orangtua harus semangat dalam mendidik anaknya agar menjadi disiplin baik disiplin waktu maupun lainnya.

5. Orangtua harus dapat memilih waktu yang tepat

Pemilihan waktu yang tepat tanpa menunda-nunda akan membuat anak paham bahwa ia harus melakukan apa yang diminta oleh orangtuanya. Jika kita mendidik pada waktu yang tidak tepat, maka proses mendisiplinkan anak itu tidak akan terjadi.

Oleh karena itu, kita sebagai orangtua harus dapat mengetahui sikon atau situasi dan kondisi dalam mendisiplinkan seorang anak.

6. Orangtua harus percaya pada intuisi

Kenali dan pelajari peringai anak sendiri, seperti sifatnya bagaimana dan lain-lain. Hal tersebut bertujuan agar orangtua mudah dalam mendisiplinkan anaknya.

Setiap orangtua pasti mampu mengenali sikap anaknya. Seandainya orangtua tersebut memiliki dua anak, maka dapat diketahui perbedaan sikapnya. Misalkan yang satu pemalas dan yang satunya lagi rajin dan lain-lain.

Bahkan anak yang kembar pun memiliki sikap dan watak yang berbeda walaupun rupanya sama. Yang jelas adalah bagaimana pun sikap anak yang sekarang seperti pemalas, semuanya itu dapat diubah menjadi seorang anak yang memiliki rasa disiplin.

7. Orangtua harus tenang dan bersabar dalam mendisiplinkan anaknya

Sebagaimana yang sudah disampaikan pada poin sebelumnya kita juga harus dapat bersabar dalam mendidik anak agar menjadi disiplin. Nah, salah satu cara yang dapat dilakukan orangtua dalam mengajarkan sikap kedisiplinan pada anak harus dalam kondisi tenang dan bersabar.

Jika kita tidak bersikap tenang dan sabar, maka usaha kita dalam mendisiplinkan anak itu tidak akan terjadi. Justru anak akan merasa takut dan tertekan. Bahkan anak cenderung takut pada sikap orangtua jika semua perintahnya tidak dilakukan dan bukan karena sadar diri.

Kalau anak tersebut sadar diri. Misalkan anak tersebut tahu akan pentingnya menjaga kebersihan, maka anak tersebut akan segera memperhatikan lingkungan disekitarnya. Jika terdapat sampah maka anak tersebut langsung membuang pada tempatnya tanpa ada perintah dari orangtuanya. Nah, kenapa hal tersebut bisa terjadi? Karena orangtua ketika mendidik anaknya selalu melihat situasi dan kondisi yaitu tenang dan selalu bersabar tanpa harus memarahinya apalagi sampai menerapkan sebuah sanksi pada anak, tentu itu tidak sarankan.

Apabila anak sudah menguasai perilaku disiplin, maka orangtua tidak perlu khawatir lagi. Sebab perilaku tersebut pasti akan muncul dan anak akan senang hati dalam membereskan mainannya, kamar tidurnya, membereskan semua pekerjaan sekolah dan lain-lain. Kenapa bisa seperti itu? Karena anak sudah memahami dan mengerti akan manfaat dibalik itu semua.

Semoga artikel ini bermanfaat baik untuk bunda yang ingin anaknya disiplin maupun pengunjung blog lainnya. Terima kasih.

Posting Komentar

banner
banner
banner