Berikut Persiapan dan Langkah-langkah dalam Menjalani Toilet Training

Daftar Isi
Berikut Persiapan dan Langkah-langkah dalam Menjalani Toilet Training

Apa Itu Toilet Training?

Toilet training adalah bagian dari salah satu proses belajar anak untuk melatih kemandiriannya sehingga pada saat buang air besar atau buang air kecil dapat dilakukan di kamar toilet seperti orang dewasa pada umumnya. Jadi pada tahap ini, anak diajarkan oleh orangtuanya untuk tidak lagi buang air besar (BAB) atau buang air kecil (BAK) di popok, celana, dan atau dimana saja.

Idealnya, anak yang berusia 2 tahun itu sudah mulai bisa diterapkan atau dikenalkan oleh orangtuanya untuk melakukan toilet training di rumahnya dengan berbagai cara. Cara mengenalkan toilet training di rumah itu tentu memerlukan beberapa tahap dan persiapan yang mesti dilakukan oleh mom and dad.

Apa Saja Persiapan Menjalani Toilet Training?

Berikut adalah beberapa hal yang harus mom and dad siapkan untuk menghadapi proses toilet training kepada baby kita.

1# Mental Orang tua

Toilet training adalah proses untuk belajar buang air kecil (BAK) dan buang air besar (BAB) di toilet. Ini merupakan proses belajar yang tidak instan, karena kemampuan anak untuk beradaptasi berbeda-beda.

Mom and dad haru menyiapkan mental agar mampu sabar dan telaten selama proses toilet training. Contohnya yaitu mom and dad harus siap ketika anak pipis atau pup di sembarang tempat sehingga kita harus sering mencuci, mengepel, dll untuk membersihkannya.

Mom and dad juga harus sabar ketika anak belum bisa kooperatif, misalnya enggan pergi ke toilet. Kemampuan setiap anak untuk proses toilet training ini bermacam-macam, bisa dalam hitungan hari bahkan bulan.

Dan tidak jarang ketika anak sudah lolos toilet training pun, ada masanya kita mendapati anak pipis atau pup di celana. Ini adalah hal yang wajar terjadi hingga kurang lebih usia 5 tahun.

Penyebabnya bisa beragam, misal dia keasyikan main, sakit perut, atau malas beranjak ke toilet. Yang pasti mom and dad harus tetap sabar karena ini adalah suatu proses belajar yang tidaklah instan.

2# Ilmu dan Pemahaman dari Orang tua

Segala sesuatu dalam hidup itu ada ilmunya, tak terkecuali ilmu terkait dengan toilet training. Hal ini untuk memudahkan kita sebagai orang tua agar proses toilet training berjalan lebih efekif dan berhasil.

Selain itu, kita juga dapat meminimalisir kesalahan-kesalahan yang mungkin dilakukan jika kita tidak memiliki pemahaman yang baik tentang anak kita dan proses yang akan dilaluinya saat nanti menjalani toilet training.

3# Peralatan yang Dibutuhkan

Bagi sebagian orang tua proses toilet training bisa mengalir begitu saja tanpa perlu mempersiapkan barang-barang tertentu yang dibutuhkan. Namun bagi mom and dad yang ingin mempersiapkan lebih matang agar tidak terlalu kerepotan nantinya, berikut saya bagikan informasinya;

  • Stok celana yang lebih banyak (baik celana dalam maupun celana luar) juga diperlukan saat menjalani proses toilet training. Saya pribadi menyiapkan celana dalam kurang lebih 1-2 lusin. Dengan catatan, ketika anak pipis atau pup harus segera kita cuci di hari yang sama agar cepat kering.
  • Lap yang memiliki daya serap tinggi dan cepat kering. Ini fungsinya untuk mengelap lantai atau benda lainnya yang terkena pipis atau pup saat toilet training.
  • Clodi atau training pants (optional). Ini bisa digunakan jika mom and dad ingin secara bertahap melepas diapers. Karena clodi atau training pants ini mampu menahan air pipis atau pup seperti diapers sekali pakai, namun dia memberikan sensasi basah sehingga baby bisa merasakan tidak nyaman ketika pipis atau pup disana. Saya pribadi untuk menjalani toilet training ini lebih memilih untuk tidak menggunakannya, dan langsung beralih dari diapers ke celana dalam. Memang resikonya pipis atau pupnya bisa bercecer dimana saja. Tapi saya yakini anak akan mudah beradaptasi saat menjalani toilet training. Karena kunci utamanya adalah keyakinan orang tua.
  • Perlak atau sprei anti air juga perlu dipersiapkan saat menjalani toilet training, hal ini berfungsi untuk antisipasi jikalau anak pipis atau pup di atas kasur. Tentu akan repot jika sampai kasur terkena pipis atau pup karena akan sulit dibersihkan. Maka dari itu kita memerlukan perlak atau sprei anti air untuk melindungi kasur.
  • Training potty (pispot pelatihan), yaitu toilet mini yang bisa digunakan anak untuk belajar pipis atau pup di dalamnya sebelum nantinya belajar langsung ke kloset saat menjalani toilet training. Sebetulnya ini juga tergantung kebutuhan, karena anak saya pribadi tidak mau menggunakannya dan malah lebih nyaman langsung ke toilet. Training potty ini bisa jadi alternatif untuk orangtua jika dirasa klosetnya terlalu besar atau tidak memungkinkan digunakan anak pada saat menjalani toilet training. Sehingga mom and dad memerlkan training potty yang lebih aman dan memungkinkan digunakan oleh anak.
  • Penunjang kenyamanan di toilet. Untuk pipis atau pup di toilet itu memerlukan konsentrasi. Dan ini tidak langsung mudah bagi anak yang baru belajar. Sehingga tak jarang dalam proses toilet training, anak memerlukan waktu lebih lama di toilet. Agar anak tidak jenuh dan merasa nyaman saat menjalani toilet training, saya pribadi menempelkan sticker gambar-gambar yang disukai anak saya yaitu macam-macam kendaraan. Usahakan toilet juga bersih, wangi, terang sehingga anak tidak merasa takut di toilet.

4# Kerja Sama dengan Orang Sekitar

Ketika kita akan melakukan proses toilet training, sebaiknya orang-orang di sekitar anak apalagi yang seringkali ikut mengasuh anak kita harus tau bahwa anak kita sedang melakukan toilet training.

Hal ini agar mereka bisa ikut memotivasi dan mengkondisikan anak kita sesuai prosedur yang kita terapkan. Misalnya, mengingatkan anak kita secara berkala jika ingin pipis atau pup.

Seringkali proses ini terhambat atau bahkan gagal karena orang di sekitarnya memberikan toleransi tinggi kepada anak ketika enggan pipis atau pup di toilet. Jika seperti ini, anak akan cenderung sulit untuk kembali pada prosedur toilet training yang kita terapkan.

Bagaimana Langkah-Langkah Toilet Training Itu?

Ada orang tua yang langsung melepas diapers dan melatih anak buang air ke toilet secara natural tanpa persiapan khusus. Pada orang tua tipe ini, anak diberi pemahaman sambil dilatih secara natural seiring waktu.

Namun ada pula orang tua yang ingin mempersiapkan secara matang proses toilet training agar lebih efektif dan diharapkan agar tidak memerlukan waktu lama. Bagi mom and dad yang ingin mempersiapkan secara matang proses toilet training, berikut saya paparkan langkah-langkahnya.

  1. Persiapkan semua peralatan yang diperlukan untuk menunjang proses toilet training (bisa di lihat di artikel lain di blog ini).
  2. Beri contoh dan pemahaman kepada anak tentang fungsi toilet dan tata cara untuk buang air kecil maupun buang air besar di toilet saat menjalani toilet training. Misal, ketika ingin pipis atau pup kita bilang kepada anak “mom mau pipis dulu di toilet ya”. Mom and dad juga bisa memberikan edukasi melalui buku-buku yang diperuntukkan untuk anak balita yang berkaitan dengan toilet training. Sekarang ini banyak sekali buku dengan tema tersebut, mom and dad tinggal pilih yang dirasa paling cocok.
  3. Lepaskan penggunaan diapers dimanapun. Mom and dad bisa beralih dulu ke training pants ataupun langsung beralih ke calan dalam biasa. Pada saat anak melakukan toilet training, semua tergantung kesiapan dan keyakinan orangtua. Saya pribadi langsung memilih untuk beralih ke calana dalam karena saya yakin bahwa anak mampu beradaptasi dengan cepat. Jika anak masih sering lepas pakai diapers, kemungkinan dia akan bingung dan tak mustahil jika anak akan meminta untuk dipakaikan diapers karena dirasa lebih nyaman.
  4. Langkah selanjutnya dalam menjalani toilet training adalah Tawari anak untuk pipis atau pup ke toilet secara berkala, terutama jika ia selesai minum atau makan. Karena pada waktu-waktu tersebut anak rentan untuk pipis atau pup. Jika anak tak kunjung meminta pipis atau pup, maka mom and dad bisa tetap mengajaknya ke toilet sambil terus di sounding untuk pipis. Buka kran air agar mengalir di atas penampung (ember), basahi kaki atau kemaluan anak. Ini adalah tips toilet training agar anak terstimulus untuk buang air kecil. Untuk buang air besar, biasanya anak akan menunjukkan tanda-tandanya sendiri yang biasanya sudah dipahami oleh mom and dad. Maka, segeralah bawa anak ke toilet jika anak menunjukkan tanda-tanda akan pup.
  5. Disaat menjalani toilet training Ketika anak buang air di celana, segera koreksi. Beri tahu jika itu tidak boleh, dan yang benar yaitu buang air di toilet. Segera basuh badannya yang terkena pipis atau pup dan jangan dibiarkan lebih lama, tujuannya yaitu untuk membiaskan anak bersih sehingga akan merasa tidak nyaman jika celana yang digunakan terkena pipis atau pup.
  6. Lakukan sounding sesering mungkin kepada anak saat menjalani toilet training. Ketika anak hendak tidur, ketika anak baru bangun tidur, ketika ia sedang bermain, atau aktivitas apapun yang menyenangkan bagi anak, maka saat itulah mom and dad bisa memberikan sounding tentang toilet training. Misal, “ade, kalau mau pipis atau pup bilang ya. Nanti pipis atau pup nya di toilet ya”. Lakukan sesering mungkin selama mom and dad ingat, terutama di waktu-waktu yang tadi saya sebutkan. Mom and dad sebagai orang tua harus yakin bahwa anak akan mampu beradaptasi dengan cepat.
  7. Hindari bentakan pada saat menjalani toilet training, tuntutan atau sikap keras lainnya kepada anak. Kita harus pahami bahwa ini adalah proses belajar yang juga tidak mudah bagi anak. Mereka perlu waktu untuk beradaptasi karena proses adaptasi setiap anak berbeda-beda. Mereka memerlukan dukungan dan situasi yang kondusif agar mampu beradaptasi dengan baik.

Pada saat menjalani toilet training Jika mom and dad lebih memilih untuk menggunakan training potty sebelum penggunaan kloset sebenarnya, maka mom bisa meletakan training potty di dekat toilet atau di dalam toilet, ini bertujuan agar anak nantinya tidak terlalu sulit beradaptasi ketika waktunya menggunakan kloset sungguhan. Itulah langkah-langkah yang dapat mom and dad lakukan selama proses toilet training. Semoga bermanfaat.

Demikianlah artikel mengenai beberapa persiapan sebelum menjalani toilet training. Mudah-mudahan postingan ini dapat memberikan informasi penting bagi Anda dalam mendidik kemandirian anak sejak dini. Baca juga artikel lainnya hanya di blog MOM & BABY.

Posting Komentar

banner
banner
banner